PORBBI Sumbar Laporkan Buya Zulherwin Terkait Ceramah yang Menyinggung Pemburu Babi

6 days ago 9

Langgam.id – Persatuan Olahraga Buru Babi (PORBBI) Sumatra Barat melaporkan Buya Zulherwin ke Polda Sumbar setelah ceramahnya dianggap menyinggung komunitas pemburu babi.

Laporan tersebut didaftarkan di SPKT Polda Sumbar dengan nomor LP/B214/XI/2024/SPKT/Sumatra Barat, pada Kamis (14/11/2024). Ketua PORBBI Sumbar, Verry Mulyadi menjelaskan bahwa langkah hukum ini diambil untuk meredam ketegangan di kalangan anggota komunitas yang merasa tersinggung.

Verry menyatakan bahwa ceramah Buya Zulherwin yang viral di media sosial, terutama TikTok, mengandung pernyataan yang membandingkan pemburu babi dengan anjing.

Pernyataan tersebut dianggap sangat menyinggung pribadi anggota PORBBI yang tersebar di seluruh Sumatra Barat. Menurut Verry, tindakan ini diambil untuk menghindari reaksi anarkis dari anggota yang merasa dihina.

“Pernyataan penceramah itu sangat menyinggung pribadi-pribadi anggota PORBBI. Mereka merasa tidak terima disamakan dengan hewan,” ujar Verry, Jumat (15/11/2024).

Verry menambahkan bahwa laporan ini tidak hanya bertujuan untuk melanjutkan proses hukum, tetapi juga untuk mengurangi potensi ketegangan yang bisa berkembang menjadi konflik sosial.

Selain itu, ia menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemuka agama setempat untuk mencari jalan keluar yang lebih baik.

“Laporan ini kami ajukan untuk meredam situasi. Kami ingin proses hukum berjalan, sambil terus berkoordinasi dengan pemuka agama untuk mencari solusi yang lebih baik,” tambahnya.

Verry juga mengungkapkan bahwa berburu babi dengan anjing merupakan tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun di Minangkabau.

Bagi komunitas PORBBI, berburu bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan juga bagian dari budaya gotong royong dan diskusi bersama. Yang melibatkan masyarakat untuk menjaga lingkungan dan melindungi lahan pertanian dari gangguan babi.

“Berburu babi adalah tradisi di Minangkabau. Dulu, masyarakat berkumpul di balai desa, berdiskusi, dan saling membantu ketika lahan pertanian mereka terganggu oleh babi. Ini adalah warisan budaya yang masih kami jaga,” ujar Verry.

Ia menambahkan bahwa meskipun berburu babi dengan anjing menjadi bagian dari budaya, para anggota PORBBI tetap mematuhi ajaran agama dalam setiap aktivitasnya, termasuk menjaga kebersihan dan menjalankan ibadah.

Isi Ceramah Buya Zulherwin yang Menjadi Kontroversi

Dalam ceramah yang memicu kontroversi tersebut, Buya Zulherwin mengkritik tradisi berburu babi dengan anjing yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau.

Dalam ceramahnya, Buya Zulherwin mengungkapkan pengalamannya tumbuh di Medan, yang menurutnya berbeda dengan kebiasaan yang ada di Padang Panjang.

“Pergi ke Padang Panjang, berburu bisa. Mohon maaf bapak ibu, saya besar di Medan, tidak pernah melihat orang Batak Kristen berboncengan dengan anjing,” ujar Buya Zulherwin dalam ceramah yang tersebar luas di media sosial.

Lebih lanjut, Buya Zulherwin menyampaikan keprihatinannya mengenai kebiasaan membawa anjing saat berburu, yang menurutnya bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya Minangkabau yang religius. Ia bahkan menyebut bahwa dalam konteks berburu, sulit untuk membedakan mana manusia dan mana anjing.

“Sampai di mobil itu tak bisa kita membedakan mana yang orang dan mana yang anjing,” katanya.

Dalam ceramahnya, Buya Zulherwin juga meminta para ulama untuk memberikan pemahaman tentang hukum najisnya air liur anjing dalam konteks berburu.

Sebagai respons terhadap ceramah tersebut, Ketua Umum PORBBI Sumbar, Verry Mulyadi, bersama kuasa hukumnya Boy London, melaporkan Buya Zulherwin ke Polda Sumbar dengan tuduhan ujaran kebencian.

Laporan tersebut dianggap perlu untuk meredam keresahan yang ditimbulkan di kalangan komunitas pemburu babi di Sumatra Barat.

“Pelaporan video viral oleh PORBBI Sumbar, ujaran kebencian, diduga dilakukan oknum penceramah,” tulis Boy London dalam postingan video di akun TikTok miliknya.

Verry menegaskan bahwa keputusan untuk membawa masalah ini ke jalur hukum bertujuan untuk menghindari ketegangan yang lebih besar, sekaligus membuka ruang bagi dialog lebih lanjut dengan pemuka agama mengenai isu yang muncul. (*/yki)

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |