SUKABUMI – SMPN 6 Kota Sukabumi terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Program ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga mendorong praktik langsung yang memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Setiap semester, kegiatan P5 memiliki tema yang berbeda untuk setiap tingkat kelas, memastikan bahwa siswa mendapatkan berbagai keterampilan dan pemahaman yang berjenjang.
Kepala SMPN 6 Kota Sukabumi, Supriadi mengatakan seperti pada semester ini, siswa kelas 7 mengusung tema “Budaya Hidup Berkelanjutan” yang bertujuan memberikan pemahaman tentang pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu praktik terbaik yang diterapkan adalah pembuatan kain batik dengan teknik ecoprint.
Dengan memanfaatkan dedaunan yang ada di lingkungan sekolah, siswa belajar cara menempelkan daun pada kain dan menciptakan pola alami yang indah. Dalam waktu satu pekan, setiap kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa berhasil menghasilkan kain batik yang layak digunakan sebagai bahan pakaian. Supriadi, menekankan bahwa kain batik yang telah dibuat ini nantinya akan dikembangkan lebih lanjut menjadi produk bermanfaat, seperti pakaian atau tas, sehingga tidak hanya sekadar hasil karya yang dibiarkan begitu saja.
“Tentu kedepannya kami akan dorong siswa agar kain batik ecoprint yang sudah dibuat ini dikreasikan lagi menjadi barang pakai yang bermanfaat,” terangnya.
Sementara itu, siswa kelas 8 mengangkat tema “Berkebinekaan” untuk memperkenalkan keberagaman budaya di Indonesia. Setiap kelas diberikan tugas untuk mengeksplorasi budaya dari berbagai daerah, seperti Sunda, Batak, Bali, hingga Papua.
Dalam proses pembelajaran ini, siswa tidak hanya menggali informasi secara digital mengenai budaya, kesenian, dan makanan khas dari daerah yang dipilih, tetapi juga menuangkannya ke dalam berbagai bentuk karya kreatif.
Mereka menghasilkan film dokumenter mini, menciptakan majalah dinding tiga dimensi, dan bahkan mencoba memasak makanan tradisional dari daerah yang dipelajari, seperti peuyeum, getuk dan dodongkal. Selama empat hari, siswa mendalami dan menyajikan hasil eksplorasi mereka dalam bentuk yang menarik dan informatif.
Kelas 9 mendapatkan tantangan yang lebih kompleks dengan tema “Rekayasa Teknologi”. Program ini bertujuan untuk melatih siswa dalam memahami konsep mekanikal sederhana serta menerapkannya dalam pembuatan produk berbasis daur ulang.
Beberapa proyek yang dikerjakan antara lain pembuatan eskalator, lift, dan dispenser dengan memanfaatkan barang bekas. Dalam proses ini, siswa tidak hanya memahami teori dasar mekanikal tetapi juga mengembangkan kreativitas dan keterampilan teknis mereka dalam menghasilkan karya inovatif. Melalui praktik ini, siswa tidak hanya mendapatkan wawasan tentang teknologi, tetapi juga belajar cara mengatasi tantangan dalam pembuatan produk secara mandiri.
Menurut Supriadi, target utama dari program P5 di SMPN 6 Kota Sukabumi bukan hanya sebagai rutinitas tahunan, tetapi sebagai bekal nyata bagi siswa. “Kami ingin siswa tidak hanya memahami konsep secara teori, tetapi juga memiliki keahlian yang bisa mereka manfaatkan di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dengan pola pembelajaran bertema yang berbeda setiap semester, siswa dari kelas 7 hingga 9 mendapatkan pengalaman praktik yang kaya dan beragam. Diharapkan, keterampilan yang diperoleh dari program ini dapat menjadi modal penting bagi mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Kegiatan P5 di SMPN 6 Kota Sukabumi menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan praktis yang dapat bermanfaat dalam kehidupan. Dengan pendekatan inovatif ini, SMPN 6 Kota Sukabumi terus berkomitmen untuk mencetak generasi yang kreatif, mandiri, dan siap menghadapi masa depan dengan keterampilan yang mumpuni. (wdy)