Enam Titik Jalan Provinsi di Sukabumi Selatan Terputus, Cek Rutenya

2 months ago 26

SUKABUMI  — Sebagian titik wilayah terdampak bencana di Kabupaten Sukabumi menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur. Berdasarkan data sementara yang tercatat di Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat, terdapat enam titik jalan utama milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terputus akibat bencana tanah longsor dan pergerakan tanah.

Dampaknya, transportasi terganggu, dan distribusi bantuan serta evakuasi warga terdampak bencana alam baik longsor maupun banjir, menjadi semakin sulit.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono kepada Radar Sukabumi menjelaskan, sejumlah ruas jalan dan jembatan mengalami kerusakan parah.

“Untuk perbaikan jalan yang terputus, kami targetkan satu setengah bulan. Di lokasi bencana, ada enam titik jalan provinsi yang putus ” kata Bambang kepada Radar Sukabumi saat mendampingi Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin melakukan peninjauan ke lokasi bencana retakan tanah di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Kamis (05/12).

Jalan terputus

Bambang juga menambahkan, fenomena hidro- meteorologi ini memang sudah bisa diprediksi sebelumnya. Namun dampak- nya lebih besar dari yang diperkirakan. “Intensitas hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan kerusakan seperti yang terjadi di Kabupaten Sukabumi,” katanya.

Beberapa ruas jalan yang terdampak antara lain adalah jalan Cikidang, Pelabuhan Ratu, serta jalan Loji menuju Puncak Darma Geopark.

“Ada sekitar 14 titik longsor yang terjadi per 4 Desember 2024. Namun demikian, kerusakan parah hanya 6 titik yang jalannya putus. Beberapa titik seperti di jalan Loji-Puncak Darma, mengalami kerusakan parah, termasuk jembatan yang patah akibat erosi sungai,” bebernya.

Menurutnya, jalan Loji- Puncak Darma dan jembatan Cilangkap juga mengalami kerusakan akibat geseran sungai yang meng- gerus struktur jalan. 

“Kami mohon maaf kepada pengguna jalan menuju Ciletuh, sementara akses ini akan dialihkan melalui rute alternatif. Mudah-mudahan dalam satu setengah bulan, jalur utama ini dapat diperbarui dan dapat dilalui kembali,” pungkasnya.

Sedangkan, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi berdampak pada kekurang sejumlah kebutuhan pokok warga. Seperti di Kecamatan Sagaranten, warga terdampak bencana membutuh bahan makanan. Bahkan pasca kejadian hingga satu hari setelah kejadian, warga belum menerima bantuan dan terpaksa menahan lapar.

“Iya warga membutuhkan bahan makanan cepat saji, sebab sejak pagi pasca kejadian belum menemukan makanan,” ujar ketua RT 6/2 Kampung Eretan, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten kepada Radar Sukabumi, Kamis (5/12).

Sementara itu, salah seorang ketua tim relawan dari Yayasan Sehati Gerak Bersama, Andri Kurniawan mengaku, para relawan yang akan menyalurkan sum- bangan terkendala akses jalan. Di mana ada beberapa jalan utama yang terputus, sehingga para relawan harus mencari alternatif jalan lain. “Dari hasil asesmen kami, warga banyak yang membutuhkan makanan dan air bersih. Sebab saat ini, bantuan sulit menuju lokasi, lantaran akses jalan banyak yang terputus dan terjadi longsor,” terang Andri.

Selain itu, matinya aliran listrik selama dua hari ini, membuat warga kesulitan berkomunikasi dan mendapatkan air bersih. Sebab untuk memenuhi, kebutuhan air sehari-hari warga, menggunakan mesin pompa. “Kalau listriknya mati warga tidak bisa menggunakan air. Ya, mereka memanfaatkan air yang ada, seperti air hujan yang ditampung,” tambahnya.

Halaman: 1 2 3

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |