Cerita Santri Ponpes Istabroq Jayanti Diterjang Banjir Luapan Air Sungai Cimandiri, Kitab-kitab Hanyut!

1 month ago 25

SUKABUMI — Pasca bencana alam banjir bandang terjadi Rabu, (4/12/2024)  lalu yang menerjang pondok pesantren Istabroq yang berlokasi di kampung Cisoka, Desa Jayanti, kecamatan Palabuhanratu menyisakan cerita haru bagi para santri.

Bagaimana tidak, saat terjadi bencana banjir bandang para santri yang sebelumnya telah berupaya melaksanakan pengawasan dengan maksimal selama dua hari diguyur hujan tiba tiba di hari ketiga dibuat panik saat air dari sungai Cimandiri meluap dan merendam area pesantren.

Hal itu diungkapkan pimpinan pondok pesantren Istabroq KH. Badru Tamam, dimana detik detik air sungai Cimandiri meluap dan menyeret hanyut barang barang yang ada di dalam pondok pesantren seperti bangunan gazebo, alat alat masak, kitab kitab, lemari beserta pakaian di dalamnya hingga bangunan amblas.

 “Kita sudah berusaha antisipasi dan melakukan persiapan dengan melakukan penjagaan itu hari Senin, karena melihat curah hujan yang terus terusan dua hari dua malam,” ungkapnya.

Bahkan kata Badru Tamam, pengawasan dan penjagaan terus dilakukan di Selasa, (3/12/2024) para santri dan masyarakat sekitar masih terus melakukan pemantauan, karena memang kondisi pesantren ada di sekitar bantaran sungai Cimandiri.

 “Jadi banjir itu bisa dikatakan banjir tahunan, tapi gak sampai meluas seperti kemarin, seumur hidup saya jadi orang sini baru pertama kali ada banjir seperti begitu, makanya kami itu benar benar panik saat itu melihat banjir seperti itu apalagi kejadian waktu siang,” jelasnya.

 “Selasa dini hari itu masyarakat dan santri masih jaga, Alhamdulillah jam setengah 2 malam itu air memang sudah naik, tapi gak sampai ke teras rumah, begitu jam 2 langsung surut,” imbuhnya.

Dan saat itu juga, lanjut Badru Tamam, masyarakat beserta para santri langsung membersihkan material lumpur yang sempat naik ke teras pondok pesantren hingga pagi hari dengan dibantu kepala desa Jayanti, namun saat semuanya sudah selesai dan siap beristirahat karena kecapean, tiba tiba Rabu, (4/12/2024) sekitar pukul 08.00 Wib luapan air dari sungai Cimandiri kembali terjadi secara tiba tiba dan merendam area pondok pesantren.

 “Pak kades pulang, saya mau tidur, anak santri pada istirahat tidur karena malamnya sudah berjaga, hujan kan terus terusan, itu benar benar gak terprediksi, gak ketahan, mulai banjir itu sekitar jam 8 pagi, mulai terlihat itu, gak ada persiapan kita, karena perasaan kita gak mungkin banjir naik air seperti itu,” terangnya.

 “Alhamdulillah ada hikmahnya, banjir terjadi besar siang hari, kalau malam mungkin banyak yang korban, pas kejadian anak anak santri hanya bisa melihat pakaian pakaian, lemari, kitab dan peralatan lainnya hanyut, sempat ada anak santri berusaha mengambil lemari yang hanyut, saya langsung tegur, yang penting nyawa dulu, alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” imbuhnya 

Badru Tamam menerangkan, saat peristiwa terjadi ketinggian air yang meluap memang diluar dari kejadian kejadian sebelumnya, dimana bangunan rumah berada di bagian bawah memiliki tinggi tiga meter terendam.

 “Bangunan rumah, saat terjadi banjir terendam, kurang lebih 3 meter sampai 4 meter, kalau diukur dari kali sungai Cimandiri mungkin sekitar 6 meter sampai 7 meter air naik,” paparnya.

Dampaknya setelah air mulai surut, masih kata Badru Tamam nyaris seluruh barang barang santriwati mulai dari pakaian, kitab dan perlengkapan lainya yang bangunannya berada di bawah hilang hanyut terbawa derasnya arus air dari sungai Cimandiri.

Halaman: 1 2

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |