Wilayah Jabar Waspadai Bencana Karena Bibit Siklon Tropis

2 hours ago 1

BANDUNG –Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat (jabar) Herman Suryatman meminta 27 kabupaten/kota di Jabar untuk meningkatkan kewaspadaan bencana sehubungan dengan munculnya bibit siklon tropis di wilayah pantai selatan Jabar beberapa waktu terakhir.

Kesiapan itu, kata Herman, harus disertai dengan upaya mitigasi demi mengantisipasi hal yang tidak terduga, mengingat Jabar merupakan daerah rawan bencana baik itu longsor, gempa bumi, bahkan banjir bandang.

“Jadi semua harus tanggap bencana. Sebaik-baiknya adalah antisipasi, kalau terjadi sebaiknya melakukan langkah-langkah sinergis di lapangan untuk memastikan keselamatan jiwa,” ujar Herman dikonfirmasi di Bandung, Rabu.

Mitigasi, kata Herman, bisa dilakukan dalam antisipasi bencana, salah satunya susur sungai, guna antisipasi dan pencegahan banjir bandang dengan cara memastikan aliran sungai tidak ada hambatan, sehingga mengurangi akibat fatal dari banjir bandang.

“Di semua desa saya kira sudah ada semua tim tanggap bencana. Itu harus diaktifkan jangan nunggu dulu kejadian,” ucapnya.

Pemerintah provinsi, kata Herman, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, juga akan melakukan koordinasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait perkembangan terkini atas perubahan cuaca, supaya dapat memberikan informasi terkini untuk antisipasi kepada kota/kabupaten dan lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar juga telah menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mengantisipasi kebutuhan bila terjadi bencana.

“Termasuk kami apabila ada keadaan mendesak, ada BTT. Kapan saja bisa dimanfaatkan untuk kepentingan tidak terduga, salah satunya bencana,” katanya.

Di tengah usaha efisiensi anggaran daerah yang tengah dalam kajian untuk melihat anggaran Pemprov Jabar mana yang akan dihemat guna dialihkan ke belanja program yang berdampak langsung pada masyarakat, Herman mengatakan alokasi anggaran BTT tidak akan tersentuh efisiensi.

“BTT tetap aman (tidak terdampak efisiensi). Namanya belanja tidak terduga harus diantisipasi berbagai kemungkinan ke depan,” ujar Herman.

Terkait nilai besaran BTT pada 2025, dia mengaku belum mengingat secara rinci, namun dia menegaskan yang pasti besaran anggaran BTT yang sudah dirancang pada APBD murni 2025 tidak akan berubah.

“Nanti dicek posisi terakhir. Karena efisiensi juga kan jangan mengorbankan efektivitas kinerja Pemprov Jabar,” tuturnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Indonesia tengah dikepung oleh tiga bibit siklon tropis yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah.

Dua dari tiga bibit siklon tropis itu, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, per 2 Februari 2025, teridentifikasi aktif yakni bibit siklon 99S yang tumbuh di Samudra Hindia Selatan Banten dan bibit siklon 90S yang tumbuh di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB/NTT).

Sedangkan bibit Siklon 96P yang sebelumnya terbentuk di sekitar Teluk Carpentaria, telah meluruh menjadi sirkulasi tekanan rendah dan sudah masuk daratan benua Australia, tetapi masih berkontribusi dalam membentuk pola cuaca di wilayah Indonesia.

Meskipun dua bibit siklon (99S dan 90S) yang masih aktif ini diprediksi bergerak ke arah barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia, tetapi dampak tidak langsungnya diprediksi akan tetap terasa dalam bentuk peningkatan curah hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah.

Dwikorita menyebut, kehadiran dua bibit siklon tropis yang masih aktif dan satu bibit siklon yang telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini.

“Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Niña lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita.

Untuk sepekan ke depan mulai tanggal 2 Februari 2025, beberapa daerah yg perlu disiagakan terhadap. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat meningkat menjadi sangat lebat atau ekstrem.

Yaitu meliputi daerah Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Jambi, Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Halaman: 1 2

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |