SUKABUMI – Dalam upaya memperkuat pendidikan karakter siswa di tengah arus teknologi dan perkembangan zaman yang begitu pesat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) film bertajuk “Buku Harian”. Kegiatan ini merupakan implementasi konkret dari Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang kali ini diwujudkan melalui pendekatan media film sebagai sarana edukatif.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah memperkuat nilai-nilai karakter dalam diri siswa dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah diterima.
“Media film dinilai cukup efektif dalam menyampaikan pesan moral. Dengan visualisasi cerita yang kuat, pesan-pesan tentang kejujuran, tanggung jawab, dan empati dapat lebih mengena di hati para siswa,” ungkap Punjul kepada Radar Sukabumi, Rabu (16/4).
Pemilihan film “Buku Harian” bukan tanpa alasan. Film ini mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan masa kini. Dalam cerita film tersebut, tergambar jelas bagaimana seorang anak yang sebelumnya berwatak keras dan manja, dapat berubah menjadi pribadi yang peduli dan berempati melalui proses kehidupan dan interaksi sosial yang menyentuh.
“Pesan moral dalam film ini sangat relevan kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Inilah nilai-nilai yang ingin kami tanamkan dalam diri setiap pelajar, untuk membentuk profil pelajar Pancasila yang berkarakter dan berakhlak mulia,” tambah Punjul.
Kegiatan nobar ini juga merupakan bagian dari program literasi karakter yang tengah digalakkan oleh Disdikbud Kota Sukabumi, sejalan dengan visi pendidikan nasional dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul secara moral dan sosial.
Acara nobar ini diikuti oleh sekitar 100 Kepala Sekolah dari berbagai jenjang di Kota Sukabumi. Kehadiran para kepala sekolah menjadi strategi penting dalam memastikan bahwa pesan-pesan pendidikan karakter yang disampaikan melalui film dapat ditindaklanjuti di lingkungan sekolah masing-masing.
Ia mengatakan program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan dunia perfilman yang tergabung dalam gerakan PPK. Tujuannya adalah menjadikan film sebagai media pembelajaran yang menyenangkan sekaligus berdampak positif terhadap pembentukan karakter siswa.
“Seperti halnya film-film yang ditayangkan di televisi setiap hari, film juga punya kekuatan membentuk mindset. Bedanya, dalam program ini kami memilih film-film dengan muatan nilai pendidikan karakter yang kuat,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, Disdikbud Kota Sukabumi berharap para kepala sekolah dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing. Dengan memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan dalam film, diharapkan pendidikan karakter bisa diperkuat tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari siswa.
“Yang paling ingin kami sampaikan kepada para penonton adalah pentingnya nilai kejujuran, tanggung jawab, dan empati dalam kehidupan. Dan yang paling penting, bagaimana semua itu ditanamkan sejak dini melalui pendekatan yang dekat dengan dunia anak-anak, seperti media film,” terangnya.
Punjul berharap, kegiatan semacam ini dapat menjadi agenda rutin. “Apabila terbukti efektif, kami ingin menjadikan nobar film-film edukatif sebagai agenda berkala. Tidak hanya menonton, tapi juga dilanjutkan dengan diskusi dan workshop agar nilai-nilai yang ditonton benar-benar dapat diimplementasikan dalam praktik pendidikan sehari-hari,” katanya.
Salah satu peserta yang turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala SMPN 13 Kota Sukabumi Asep Fajar Anshari, menyampaikan kesan mendalam atas kegiatan tersebut. Menurutnya, acara nobar ini menjadi bentuk inovasi kegiatan kedinasan yang selama ini cenderung kaku dan formal.
“Kegiatan seperti ini membuktikan bahwa pendekatan pendidikan bisa dilakukan dengan cara yang lebih santai namun tetap terarah. Film Buku Harian sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan karakter saat ini, apalagi di era digital yang sangat memengaruhi perilaku dan pola pikir anak-anak,” ujar Asep.
Ia juga menambahkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam film tersebut sangat patut diteladani oleh peserta didik. “Perubahan karakter tokoh dalam film karena dorongan lingkungan dan rasa peduli terhadap temannya, hingga tumbuh empati kepada ibunya, adalah gambaran yang sangat baik untuk ditularkan kepada siswa,” jelasnya.
Asep juga menyampaikan bahwa film tersebut layak direkomendasikan untuk ditonton, baik secara individu maupun bersama-sama di lingkungan sekolah. Ia berharap kegiatan serupa dapat menjangkau seluruh siswa secara merata, meski tetap perlu mempertimbangkan aspek jarak bioskop dan biaya agar tidak memberatkan pihak manapun.
Ia mengatakan program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan dunia perfilman yang tergabung dalam gerakan PPK. Tujuannya adalah menjadikan film sebagai media pembelajaran yang menyenangkan sekaligus berdampak positif terhadap pembentukan karakter siswa.
“Seperti halnya film-film yang ditayangkan di televisi setiap hari, film juga punya kekuatan membentuk mindset. Bedanya, dalam program ini kami memilih film-film dengan muatan nilai pendidikan karakter yang kuat,” ujar Punjul.
Melalui kegiatan ini, Disdikbud Kota Sukabumi berharap para kepala sekolah dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing. Dengan memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan dalam film, diharapkan pendidikan karakter bisa diperkuat tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari siswa.
“Yang paling ingin kami sampaikan kepada para penonton adalah pentingnya nilai kejujuran, tanggung jawab, dan empati dalam kehidupan. Dan yang paling penting, bagaimana semua itu ditanamkan sejak dini melalui pendekatan yang dekat dengan dunia anak-anak, seperti media film,” pungkasnya. (wdy)