SUKABUMI – Setelah berjalan selama hampir tiga bulan sejak April 2025, Program Kuliah Kerja Nyata Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (KKN PTMGRMD) resmi ditutup pada Rabu, 18 Juni 2025. Program yang menjadi wujud nyata sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah ini dilaksanakan di bawah koordinasi LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, sebagai bagian dari upaya bersama membangun desa berbasis gotong royong.
Ketua Pelaksana KKN PTMGRMD 2025, Paikun mengungkapkan bahwa program ini berlangsung sejak 26 Februari hingga 18 Juni 2025 dan dilaksanakan di tujuh desa yang tersebar di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, dan Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.
“Mahasiswa menjalankan sejumlah program unggulan, mulai dari penanaman 4.000 bibit pohon, distribusi 14.000 butir telur, edukasi pengelolaan sampah, sosialisasi stunting, trauma healing, hingga program digitalisasi desa. Semua kegiatan ini tak lepas dari kolaborasi dengan kementerian, lembaga negara, dan mitra industri,” jelas Paikun.
Ia menambahkan, program ini diharapkan memberi dampak berkelanjutan bagi masyarakat dan menjadi model pengabdian masyarakat di masa depan.
Rektor Universitas Suryakancana, Prof. Dwidja Priyatno, turut menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya program KKN lintas kampus ini. “Sebanyak 77 mahasiswa dan 7 dosen pembimbing terlibat aktif, dengan latar belakang dari Kota dan Kabupaten Sukabumi serta Kabupaten Cianjur. Kami bangga dengan kontribusi mahasiswa, terutama dalam inisiasi penghijauan melalui penanaman 4.000 bibit pohon sebagai bagian dari pelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin yang menilai program ini sebagai bentuk kontribusi konkret pendidikan tinggi terhadap pembangunan daerah. “Kami sangat menghargai kehadiran mahasiswa yang telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah siap terus berkolaborasi ke depannya sesuai dengan potensi dan tantangan yang ada di lapangan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Lukman yang menyatakan bahwa KKN PTMGRMD sejalan dengan arah pengembangan perguruan tinggi agar lebih terstruktur dan berdaya guna. “Penanaman pohon yang dilakukan bukan sekadar simbolis. Kami ingin mahasiswa membawa pulang pengalaman yang membentuk karakter sebagai agen perubahan di masyarakat,” tuturnya.
Dari sisi peserta, pengalaman serupa dirasakan oleh Putri Triani, mahasiswa Universitas Suryakancana. “Kegiatan ini sangat berkesan karena kami dapat bekerja bersama sembilan perguruan tinggi lainnya, merancang program yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk program penghijauan selanjutnya, jenis tanaman sebaiknya lebih disesuaikan dengan karakteristik tanah agar hasilnya optimal,” sarannya.
Program KKN PTMGRMD 2025 menjadi bukti nyata bahwa gotong royong lintas institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat mampu menghasilkan perubahan signifikan di tingkat desa. Selain menyasar pengabdian sosial, program ini juga menanamkan nilai-nilai pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan.
Dengan semangat kolaborasi dan empati yang tinggi, KKN PTMGRMD tak hanya menjadi sarana pengabdian, tetapi juga ruang belajar langsung bagi mahasiswa untuk tumbuh sebagai pemimpin masa depan yang peduli, adaptif, dan berorientasi pada solusi nyata. Harapannya, inisiatif ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas sebagai kontribusi dunia pendidikan dalam membangun negeri.(wdy)