Tak Perlu Cemas Biaya, Aldi Pulih dari GERD Berkat JKN

1 day ago 9

Sukabumi, Jamkesnews – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah menjadi penopang utama bagi jutaan masyarakat Indonesia dalam memperoleh akses layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas. Sejak diluncurkan, program ini tidak hanya memberikan perlindungan finansial saat peserta mengalami sakit, tetapi juga mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya hidup sehat dan menjaga pola hidup.

Kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan, keringanan biaya berobat, hingga pemanfaatan kanal digital seperti aplikasi Mobile JKN menjadi bukti nyata bahwa JKN terus bertransformasi mengikuti kebutuhan zaman. Hal inilah yang turut dirasakan oleh Aldi (36), seorang warga Sukabumi, yang telah menjadi peserta JKN selama lebih dari 10 tahun yang bekerja sebagai Customer Service di salah satu perusahaan yang ada di Sukabumi, saat dirinya harus menjalani perawatan akibat penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang dideritanya.

Aldi mengisahkan awal mula dirinya mulai merasakan gejala nyeri pada ulu hati, perut terasa panas dan rasa seperti terbakar di dada. Ia sempat mengira itu hanya gejala maag biasa, Rabu (16/07).

“Awalnya saya kira cuma sakit maag biasa, cuma perih dan panas sedikit di dada. Tapi makin hari makin parah, sampai sesak napas dan sulit menelan. Itu yang bikin saya akhirnya memutuskan ke dokter,” tutur Aldi.

Sebagai customer service yang sering bekerja menggunakan tenaga, Aldi mengaku sempat menunda-nunda pemeriksaan. Namun, kondisi yang terus memburuk membuatnya harus mencari penanganan medis lebih serius. Aldi pun dirawat di salah satu rumah sakit di Sukabumi setelah dinyatakan menderita GERD.

“Waktu itu saya merasa terbantu banget karena saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Semua biaya perawatan dan rawat inap ditanggung BPJS Kesehatan. Saya tinggal tunjukin KTP, langsung dibantu prosesnya. Nggak ribet sama sekali,” ujar Aldi.

Selama menjalani perawatan, Aldi mendapatkan berbagai layanan medis mulai dari pemeriksaan dokter spesialis, pemberian obat, hingga edukasi tentang gaya hidup sehat. Ia mengaku perawatan tersebut membuatnya sadar akan pentingnya menjaga pola makan dan manajemen stres.

“Dokter menyarankan saya untuk lebih perhatian sama pola makan. Makanan pedas, asam, dan kopi harus dikurangi. Karena saya juga suka begadang, sekarang jadi lebih disiplin tidur dan makan,” jelasnya.

Yang membuat Aldi semakin kagum adalah kemudahan yang ia rasakan saat harus mengubah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) karena berpindah tempat tinggal untuk lebih dekat dengan lokasi kerjanya. Aldi memilih menggunakan Mobile JKN untuk proses tersebut.

“Jujur saya awalnya bingung gimana caranya ganti FKTP. Tapi teman kerja saya nyaranin pakai Mobile JKN. Saya unduh aplikasinya, daftar akun, terus ikuti langkah-langkahnya. Ternyata gampang banget! Cuma beberapa klik aja, langsung dapat notifikasi perubahan FKTP berhasil,” jelas Aldi.

Setelah menggunakan Mobile JKN, Aldi juga mencoba fitur lain seperti ambil antrean online dan info riwayat pelayanan. Menurutnya, fitur-fitur ini sangat membantu peserta aktif seperti dirinya yang punya aktivitas cukup padat.

“Sekarang semua serba digital dan Mobile JKN ini benar-benar membantu. Bisa cek tagihan iuran, ambil antrean online di faskes, ubah data dan banyak lagi. Bagi saya ini luar biasa praktisnya,” tambahnya.

Dari sisi biaya, Aldi mengaku sangat lega karena seluruh proses pengobatannya tidak membuatnya terbebani secara finansial. Ia menyadari bahwa jika tanpa perlindungan JKN, pengobatan penyakit GERD yang memerlukan rawat inap dan kontrol berkala akan sangat menguras kantong.

“Kalau nggak pakai JKN, saya nggak tahu harus keluar uang berapa untuk rawat inap, pemeriksaan dokter, dan obat-obatan. Saya benar-benar terbantu. Saya bisa fokus sembuh tanpa mikirin biaya,” katanya.

Kini kondisi Aldi telah jauh membaik. Ia tetap menjalani kontrol rutin dan menjaga pola makan secara ketat agar penyakit GERD-nya tidak kambuh. Aldi juga semakin aktif mengajak orang-orang di sekitarnya untuk ikut menjadi peserta JKN.

“Saya sering ngobrol sama teman atau saudara yang belum punya JKN. Saya bilang, jangan tunggu sakit dulu baru daftar. JKN itu bukan cuma buat orang sakit, tapi buat jagajaga juga. Kita nggak tahu kapan butuh perawatan medis,” tuturnya.

Menutup perbincangan, Aldi menyampaikan apresiasi serta harapannya kepada BPJS Kesehatan agar terus menjaga dan mengembangkan layanan, terutama yang berbasis digital dan semakin memudahkan peserta.

“Harapan saya, BPJS Kesehatan terus meningkatkan layanan, terutama kemudahan lewat digital. Saya juga berharap semua masyarakat bisa sadar pentingnya punya perlindungan kesehatan sejak dini. Terima kasih JKN, saya bisa sembuh tanpa beban biaya,” tutupnya. **

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |