SUKABUMI — Suasana ruang pertemuan Universitas Nusa Putra, Sukabumi pada Selasa (1/7) dipenuhi semangat dan antusiasme mahasiswa yang memadati tempat duduk sejak pagi hari. Mereka datang untuk mengikuti kuliah umum bertajuk “Peran Media dalam Membangun Peradaban Bangsa di Era Digital”, bagian dari program “Antara Goes to Campus” yang digelar oleh Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) Antara dalam rangka Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Kuliah umum ini merupakan hari kedua rangkaian kegiatan TJSL Perum LKBN Antara. Sebelumnya, pada Senin (30/6), pihaknya telah menggelar pelatihan jurnalistik bertema “Teknik Dasar Penulisan Berita Standar Kantor Berita” di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) diikuti mahasiswa dari Universitas Nusa Putra.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membuka ruang dialog dan penguatan pemahaman mahasiswa terhadap dunia media dan jurnalisme, sekaligus membangkitkan kesadaran tentang pentingnya literasi media dalam membangun peradaban bangsa di tengah derasnya arus informasi digital.
Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber penting, yaitu Iman Adinugraha, anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat, serta Teguh Priyanto, Redaktur Pelaksana Direktorat Pemberitaan Perum LKBN Antara. Dalam sambutannya, Iman menekankan bahwa media saat ini bukan sekadar penyampai informasi, namun telah menjadi aktor penting dalam menentukan arah peradaban bangsa.
“Generasi muda harus cakap dalam memilah informasi dan tidak menjadi korban misinformasi maupun disinformasi. Di sinilah pentingnya literasi media sebagai benteng intelektual di era digital,” ungkap Iman yang mewakili daerah pemilihan Jawa Barat IV (Kota dan Kabupaten Sukabumi).
Sementara itu, dalam pemaparannya yang berjudul “Media Massa dan Peradaban Bangsa”, Teguh Priyanto membuka sesi dengan pertanyaan yang menggugah: “Peradaban bangsa seperti apa yang hendak kita bangun?”.
Menurut Teguh, media memiliki peran mendasar sebagai penjaga peradaban bangsa, melalui apa yang ia sebut sebagai jurnalisme positif—jurnalisme yang membangkitkan optimisme, menginspirasi, serta mengedukasi masyarakat.
“Media seharusnya tidak hanya menyajikan konflik atau kontroversi, tapi juga harus mencerdaskan, memberdayakan, dan menjaga ketenteraman masyarakat. Ini adalah tugas luhur yang terus dijaga oleh kantor berita nasional seperti Antara,” tegasnya.
Teguh memaparkan bahwa jurnalisme yang sehat dan bertanggung jawab harus mampu membangkitkan semangat kebangsaan, dengan menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merawat kebhinekaan, serta menangkal isu SARA dan radikalisme serta melestarikan budaya lokal, menggali potensi ekonomi bangsa, dan mendukung pembangunan SDM unggul.
Ia juga menekankan prinsip dasar jurnalistik yaitu verifikasi. Di tengah banjir informasi dan konten-konten viral yang belum tentu benar, prinsip verifikasi menjadi filter utama agar informasi yang sampai ke publik benar-benar valid dan bermanfaat.
“Verifikasi adalah prinsip paling keren dalam jurnalisme. Jurnalis profesional akan memastikan informasi itu melewati dua lapisan: pertama oleh wartawan, kedua oleh editor. Sayangnya, banyak konten saat ini diproduksi tanpa pengetahuan tentang etika dan teknik jurnalistik, sehingga rawan menyesatkan publik,” ujar Teguh.
Kegiatan ini disambut penuh antusias oleh 128 mahasiswa dari Fakultas Teknik Komputer dan Desain serta Fakultas Bisnis dan Humaniora Universitas Nusa Putra. Mereka aktif mengikuti jalannya kuliah umum, menyimak materi, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang masa depan media dan peran generasi muda.
Esti Oktaviani, Manager TJSL dan Komunikasi Perusahaan Perum LKBN Antara, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat literasi media generasi muda agar menjadi bagian dari solusi di era digital.
“Kami ingin mahasiswa bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi. Tak hanya menjadi konsumen media, tapi juga produsen informasi yang bertanggung jawab,” katanya.
Lebih lanjut, Esti menyampaikan bahwa kegiatan ini juga membuka ruang kolaborasi dengan kampus, DPR RI, serta komunitas pers mahasiswa.
“Semoga kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi para mahasiswa, terutama yang tergabung dalam pers kampus, untuk semakin mencintai dunia jurnalistik dan melihatnya sebagai jalan karier yang mulia dan strategis dalam pembangunan bangsa,” tuturnya.
Wakil Rektor III Universitas Nusa Putra, Muhammad Muslih Koturut, dalam sambutannya menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari penguatan kompetensi mahasiswa. Ia menekankan pentingnya kampus sebagai pusat penyemaian literasi media.
“Mahasiswa harus menjadi generasi yang tidak mudah termakan hoaks. Dan kegiatan ini membuka mata mereka terhadap betapa pentingnya media sebagai pilar demokrasi dan pembangunan,” ujar Muslih.
Turut hadir dalam kegiatan ini Teddy Lesmana, Direktur University Office CSA, yang mendukung penuh upaya Antara dalam menyebarkan semangat jurnalisme positif dan membangun relasi yang kuat antara media dan dunia pendidikan. (wdy)