Kisah Seru WNI Jalani Ibadah Puasa di Luar Negeri Kehangatan Kebersamaan TKI di Saudi Arabia

5 days ago 14

Kerinduan akan Masakan Kampung Halaman serta Merindu Pelukan Keluarga

Menjalani ibadah puasa di tanah perantauan tentu memiliki tantangan dan keistimewaannya sendiri. Bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, suasana Ramadan terasa sangat berbeda dibandingkan dengan di tanah air.

Namun, satu hal yang begitu dirasakan adalah penghormatan sesama Muslim yang begitu kuat. Di negeri ini, semangat persaudaraan antar sesama Muslim begitu terasa, mengingatkan bahwa Islam mengajarkan ukhuwah yang erat.

Seperti di Indonesia, puasa dimulai setelah sahur dan berbuka ketika adzan Magrib berkumandang. Tahun ini, waktu berbuka di Riyadh jatuh sekitar pukul 17.59. Meskipun begitu, tantangan utama berpuasa di Arab Saudi adalah kondisi cuaca.

Bagi yang sudah bertahun-tahun menjalani Ramadan di sini, panasnya cuaca bisa menjadi ujian yang berat. Namun, tahun ini, hingga hari keempat puasa, udara masih terasa lebih sejuk dari biasanya—sebuah keberkahan tersendiri bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.

Widi Fitria– Sukabumi

Meski telah terbiasa dengan kehidupan di negeri orang, kerinduan akan makanan khas dari daerah asal masing-masing tetap menjadi hal yang sulit dihindari. Di Arab Saudi, para TKI yang sudah berkeluarga biasanya memilih untuk berbuka dan sahur di rumah bersama keluarga.

Namun, bagi mereka yang masih sendiri, masjid menjadi tempat favorit untuk berbuka. Hampir setiap masjid di Saudi menyediakan makanan berbuka puasa yang sangat lengkap, mencerminkan tradisi berbagi yang kuat dalam budaya Islam di negara ini.

Di antara sesama TKI, sering kali ada inisiatif untuk mengadakan acara buka puasa bersama, baik di rumah salah satu rekan atau dengan menyewa gedung tertentu. Setiap orang biasanya membawa makanan khas dari daerah asalnya, menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan.

Momen seperti ini bukan hanya menjadi ajang untuk menikmati hidangan lezat, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk berbagi cerita dan menguatkan ikatan sesama perantau.

Salah satu warga Sagaranten, Kabupaten Sukabumi Fiat Yoeli, seorang TKI yang telah berada di Riyadh sejak 1987, mengatakan di luar buka puasa bersama, ada tradisi lain yang memperkaya suasana Ramadan di Saudi.

Setiap malam Jumat, para TKI sering mengadakan pengajian atau sekadar berkumpul untuk berbincang, bertukar pikiran, serta saling mendukung dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Dalam setiap pertemuan ini, selalu ada sajian makanan khas daerah, menambah keakraban dalam kebersamaan.

“Bulan Ramadan di Arab Saudi juga membawa berkah tersendiri bagi para pekerja laki-laki, karena jam kerja yang lebih pendek memberi mereka lebih banyak waktu untuk beristirahat dan beribadah,” terangnya.

Selain itu, ada tradisi unik dalam hal kuliner. Hampir di setiap rumah, selalu ada sajian khas seperti sambusa, surbah, dan aneka kue manis yang menjadi favorit saat berbuka. Sambusa, khususnya, menjadi hidangan yang wajib ada di setiap rumah selama Ramadan, mencerminkan tradisi kuliner yang sudah berlangsung puluhan tahun di negeri ini.

Meski telah puluhan tahun menjalani puasa di perantauan, ada satu hal yang tetap tidak berubah—kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman. Momen Ramadan dan Idul Fitri selalu menjadi saat di mana rasa rindu itu semakin kuat.

Namun, kebersamaan dengan sesama perantau setidaknya menjadi pelipur lara, mengingatkan bahwa di mana pun berada, persaudaraan tetap menjadi kekuatan utama dalam menjalani kehidupan di tanah orang.

Bagi Ramadan di Saudi adalah perjalanan panjang yang penuh makna. Meski jauh dari keluarga, semangat kebersamaan dengan sesama Muslim, baik warga lokal maupun perantau, selalu memberikan kenyamanan tersendiri.

“Yang paling dirindukan tentu ingin berkumpul dengan keluarga,” ujarnya, mengungkapkan rasa haru yang dirasakan banyak TKI di tanah suci.

Ramadan di perantauan memang tak selalu mudah, tetapi dengan semangat berbagi dan kebersamaan, suasana hangat tetap terasa di hati. Bagi para TKI di Saudi, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang mempererat ukhuwah Islamiyah yang menguatkan mereka di negeri orang.(*)

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |