Stroke Cryptogenic: Jelajahi Kaitannya dengan Jantung dan Pentingnya Deteksi Dini

9 hours ago 5

STROKE Cryptogenic terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak, yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pendarahan, dengan berbagai faktor risiko yang memengaruhinya. Memahami stroke merupakan langkah penting untuk mengenali faktor risiko serta menentukan penanganan yang tepat sesuai dengan jenisnya karena sebagai keadaan darurat medis, stroke memerlukan perhatian serius.

Stroke terjadi karena dua faktor utama, yaitu faktor pendarahan (hemorrhagic) dan faktor sumbatan (infark/iskemik). Stroke pendarahan disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah yang menyebabkan pecahnya pembuluh tersebut, sementara stroke sumbatan terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah di otak atau leher, sehingga aliran darah ke otak menurun secara signifikan. Karena mencapai 80-85% kasus, stroke sumbatan menjadi jenis yang umum terjadi. Di antara jenis stroke sumbatan, penyebab stroke sumbatan yang sering ditemukan adalah sumbatan pada pembuluh darah kecil (Infark Lacunar), sumbatan pada pembuluh darah besar berbentuk wedge-shape (Non Lacunar), dan Cryptogenic, sumbatan yang penyebabnya belum diketahui.

Memiliki arti “tidak diketahui asal-usulnya”, istilah “Cryptogenic” dalam Stroke Cryptogenic  mengindikasikan jenis stroke iskemik yang tidak memiliki penyebab pasti, bahkan setelah dilakukan evaluasi diagnostik secara lengkap. Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi para dokter karena kasus Stroke Cryptogenic menyumbang sekitar 30-40% dari seluruh kasus stroke iskemik. Karena Stroke berisiko kambuh di masa mendatang, perhatian setiap orang dalam mencari dan mengetahui penyebab utama atau faktor risiko dari stroke menjadi hal yang sangat penting untuk membuat rencana penanganan dan pencegahan stroke ulang.

Walaupun tidak memiliki penyebab utama, para dokter dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kemungkinan penyebab Stroke Cryptogenic dengan menggunakan berbagai alat diagnostik modern. Salah satu kondisi yang sering dipertimbangkan menjadi penyebab Stroke Cryptogenic adalah kelainan yang terjadi pada jantung. Dokter Spesialis Kardiologi Konsultan Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Ekokardiografi di Mayapada Hospital Bandung, Dr. dr. Mohammad Rizki Akbar, M.Kes, Sp.JP(K) menjelaskan, “Adanya potensi Patent Foramen Ovale (PFO), yaitu kondisi di mana terdapat lubang kecil antara ruang jantung kanan dan kiri yang seharusnya menutup setelah lahir, memungkinkan gumpalan darah dari sisi kanan jantung masuk ke sisi kiri jantung tanpa melalui paru-paru. Kondisi ini memungkinkan gumpalan darah tersebut bergerak ke otak dan menyebabkan stroke.” Keadaan ini biasanya disertai dengan Atrial Fibrilasi Paroksismal, gangguan irama jantung yang sering tidak terdeteksi atau terlewat dalam pemeriksaan rutin, Aterosklerosis Minor, yaitu timbunan plak kecil di pembuluh darah (meskipun tidak menjadi penyebab utama), dan Gangguan Koagulasi, yaitu pembekuan darah berupa penggumpalan darah atau trombofilia akan meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.

Selain itu, faktor risiko tradisional lainnya seperti memiliki riwayat keturunan penyakit kardiovaskular, hipertensi, gangguan kolesterol (dislipidemia), penyakit metabolik seperti diabetes, merokok, hingga obesitas juga berperan terhadap timbulnya kejadian stroke. Kondisi ini dapat diatasi dengan gaya hidup sehat dan perlu ditindaklanjuti secara lebih mendalam melalui pemeriksaan laboratorium darah berupa pemeriksaan kadar gula darah, profil kolesterol darah, faktor pembekuan darah (profil koagulasi) dan tes trombofilia, penanda inflamasi seperti CRP dan homosistein. Kadar gula yang rendah bisa menyebabkan gejala seperti stroke, dan kelainan pada faktor koagulasi dapat membuat darah mudah menggumpal.

Tindakan pemeriksaan stroke tidak kalah pentingnya. dr. Condrad M P Pasaribu, SpN (K), FINS sebagai Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurointervensi Mayapada Hospital Bandung menjelaskan, “Pemeriksaan stroke perlu dilakukan secara menyeluruh. Antara lain, tindakan CT Scan atau MRI Kepala untuk guna meneliti area iskemik dan potensi stroke, USG CD (Carotid Doppler) dan TCD (Trans Cranial Doppler) guna memeriksa adanya penyempitan pembuluh darah (stenosis), pembentukan plak di dinding pembuluh darah, dan potensi emboli lepas ke sirkulasi darah otak, serta CT Angiografi atau MR Angiografi untuk mengevaluasi pembuluh darah otak.”

Karena Stroke Cryptogenic berkaitan dengan kelainan jantung, maka pemeriksaan jantung pun perlu dilakukan secara rutin Dr. dr. Mohammad Rizki menambahkan, “Kelainan jantung yang berpotensi berkaitan dengan stroke cryptogenic dapat dideteksi lebih awal dengan melakukan pemeriksaan USG jantung (Echocardiogram), dengan pemeriksaan TTE (transthoracal echocardiogram) lewat dinding dada atau pemeriksaan TEE (transesophageal echocardiogram) melalui kerongkongan, bertujuan untuk mencari kelainan struktur maupun fungsi jantung, termasuk dinding, katup, hingga adakah kelainan bawaan yang mungkin terjadi seperti PFO, maupun kelainan struktur lainnya.” Deteksi gangguan irama jantung dilakukan dengan pemeriksaan rekam jantung (EKG) dan pemasangan Holter Monitoring  untuk merekam aktivitas listrik jantung berkelanjutan selama 24 jam atau lebih untuk melihat potensi gangguan irama jantung, seperti fibrilasi atrium.

Walau membutuhkan waktu lebih dalam, rangkaian pemeriksaan berguna sebagai deteksi Stroke Cryptogenic secara dini. Hospital Director Mayapada Hospital Bandung, dr. Irwan S. Hermawan, MM mengungkapkan, “Masyarakat Jawa Barat yang ingin melakukan deteksi dan pemeriksaan stroke secara menyeluruh dapat mengandalkan Mayapada Hospital Bandung dan Bogor. Terlebih kami memiliki layanan unggulan seperti Tahir Neuroscience Center dan Cardiovascular Center yang mendukung pemeriksaan menyeluruh terhadap penyakit stroke, termasuk Stroke Cryptogenic yang berkaitan dengan jantung. Bersama tim dokter multidisiplin yang berkolaborasi dan dukungan teknologi canggih, berbagai kasus stroke, dari sederhana hingga kompleks, dapat ditangani. Kami juga berkomitmen menjadi stroke-ready hospital dengan layanan 24/7 Stroke Emergency yang dapat diakses melalui call center 150990.”

Masyarakat Jawa Barat dapat menggunakan aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital untuk menemukan informasi jadwal praktik dan membuat janji konsultasi dengan dokter ahli dengan mudah dan efisien. MyCare pun memiliki fitur Health Article & Tips yang memberi berbagai informasi penanganan advanced, terutama mengenai stroke. MyCare juga terkoneksi dengan Health Access maupun Google Fit untuk mendukung aktivitas olahraga dan kebugaran Anda, seperti menghitung jumlah langkah setiap hari, jumlah kalori yang terbakar, detak jantung, hingga body mass index (BMI). Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store sekarang dan dapatkan reward point potongan harga bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.(adv)

Halaman: 1 2

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |