Mudik Lebaran 2025, Pengamat: Momentum Emas Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata Sumbar

2 days ago 11

Langgam.id - Sumatera Barat (Sumbar) kembali menjadi salah satu destinasi utama mudik Lebaran 2025, dengan konsisten masuk dalam lima besar provinsi tujuan pemudik setiap tahunnya. Fenomena ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah, terutama sektor pariwisata.

Pakar pariwisata nasional, Sari Lenggogeni, Ph.D., yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas, mengungkapkan bahwa libur Lebaran menciptakan perputaran ekonomi yang luar biasa, terutama dalam periode lima hari sebelum hingga tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

"Pada periode tersebut, Sumbar dipadati pemudik, baik melalui jalur darat (road trip) maupun udara. Ini menjadi momentum emas untuk menggerakkan perekonomian daerah," ujar Sari, dikutip dari laman Unand, Minggu (30/3/2025).

Sari menjelaskan, dari tiga musim libur utama setiap tahun, yaitu libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Lebaran, dan libur semester, Lebaran menjadi puncak pergerakan masyarakat. Fenomena ini menjadikan Sumbar sebagai salah satu pusat mobilitas, terutama dari kalangan perantau Minang.

"Perantau Minang tidak hanya kembali untuk bersilaturahmi, tetapi juga mengeksplorasi destinasi wisata bersama keluarga. Fenomena ini dikenal sebagai nostalgia tourism, di mana kerinduan terhadap kampung halaman, memori masa kecil, dan kebersamaan menjadi daya tarik utama," jelasnya.

Hari pertama Lebaran biasanya dimanfaatkan untuk berkumpul di rumah, sementara hari kedua dan ketiga menjadi waktu yang tepat untuk mengunjungi destinasi wisata. Tempat-tempat yang sempat viral atau populer pada tahun sebelumnya akan mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan.

"Peran media sosial dan influencer sangat besar dalam membentuk pola kunjungan. Oleh karena itu, destinasi harus siap, mulai dari infrastruktur, layanan, hingga kenyamanan dan keamanan," ungkapnya.

Ia menambahkan, setiap momentum Lebaran menjadikan pusat-pusat ekonomi lokal sebagai magnet kunjungan wisatawan (puller destination). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ke depan perlu diarahkan pada penguatan destinasi yang memiliki potensi ekonomi.

"Pembangunan berbasis destinasi akan memperkuat daya tarik wisata sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar," tambahnya.

Sari mengingatkan pentingnya transparansi harga di setiap objek wisata. Menurutnya, tempat-tempat wisata dan kuliner harus memiliki daftar harga yang jelas, mudah diakses, dan tidak berubah-ubah.

"Transparansi harga bukan hanya soal kejujuran, tetapi juga bagian dari pengalaman wisata yang positif dan membangun kepercayaan terhadap destinasi," katanya.

Selain itu, kebersihan, keramahan, dan penyediaan fasilitas dasar seperti area parkir dan toilet yang memadai juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas layanan pariwisata.

"Jika kebersihan buruk atau keramahan pelaku wisata menurun, maka pengalaman wisata pun ikut rusak," jelasnya.

Momentum Lebaran juga berdampak positif pada sektor ekonomi kreatif, seperti kerajinan tangan, oleh-oleh khas daerah, dan produk UMKM lokal. Sektor akomodasi pun mengalami lonjakan permintaan.

"Lebaran merupakan momentum penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Perantau menjadi aktor kunci yang tidak hanya membawa kerinduan, tetapi juga harapan dan peluang bagi sektor pariwisata, ekonomi kreatif, hingga pemberdayaan masyarakat di kampung halaman," katanya.

Dengan potensi besar yang dimiliki, Sumbar diharapkan dapat memanfaatkan momentum mudik Lebaran 2025 untuk mendongkrak perekonomian daerah dan memajukan sektor pariwisata.(*/Fs)

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |