UMMI Bangun Jembatan Digital: Guru SD di Sukabumi Diperkenalkan pada Coding dan AI

2 days ago 13

SUKABUMI — Di tengah arus transformasi digital yang semakin deras, Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) mengambil langkah konkret untuk menjembatani kesenjangan teknologi di dunia pendidikan dasar. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), UMMI meluncurkan inisiatif bertajuk “Jembatan Digital: Pengenalan Coding dan AI untuk Sekolah Dasar di Daerah dengan Akses Teknologi Terbatas.”

Kegiatan ini berlangsung di SD IT Al Khoiriyah Al Husna, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, dan menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat literasi digital di kalangan guru sekolah dasar.

Program ini lahir dari hasil observasi terhadap keterbatasan akses teknologi di sekolah-sekolah pinggiran. Banyak guru memiliki semangat tinggi untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, namun terhambat oleh minimnya fasilitas dan keterampilan teknis. Melalui dukungan pendanaan dari Kemendikti Saintek tahun anggaran 2025, UMMI menghadirkan pelatihan intensif yang dirancang untuk membekali guru dengan keterampilan praktis dalam mengintegrasikan coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam proses belajar mengajar.

Agung Pambudi, S.Kom., M.Cs., salah satu dosen penggagas program, menegaskan bahwa literasi digital harus dikenalkan sejak dini. Menurutnya, guru adalah jembatan utama bagi siswa untuk memahami dan beradaptasi dengan teknologi. Dalam pelatihan ini, guru diperkenalkan pada konsep dasar AI, etika penggunaannya, serta aplikasinya dalam pembelajaran. Mereka juga diajak untuk memahami bagaimana coding dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seperti Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia, serta menyusun asesmen yang menilai keterampilan abad ke-21.

Salah satu sesi yang paling menarik adalah pelatihan unplugged coding dan penggunaan microcontroller Microbit. Melalui pendekatan ini, guru belajar menyampaikan konsep pemrograman tanpa komputer, menggunakan permainan dan aktivitas kreatif. Microbit dipilih karena sifatnya yang interaktif, murah, dan mudah dipahami oleh anak-anak. Modul pelatihan disusun secara komprehensif, termasuk panduan penggunaan AI, pembelajaran kreatif dengan Microbit, dan berpikir komputasional melalui Lego Wedo.

Kegiatan ini melibatkan kolaborasi erat antara dosen dan mahasiswa lintas program studi. Selain Agung, tim dosen terdiri dari Asriyanik, M.T., dan Din Uswatun Azwar, M.Pd. Mahasiswa seperti Elvan Nasrul, Tanaya Salsabila, Cindy Aulia, dan Annisa Nuraenun turut berperan sebagai co-fasilitator, mendampingi guru dalam praktik langsung. Keterlibatan mereka menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), yang memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.

Antusiasme guru SD IT Al Khoiriyah Al Husna sangat tinggi. Mereka mengaku terbuka wawasan bahwa coding tidak harus diajarkan di sekolah dengan laboratorium komputer lengkap. Salah satu guru peserta menyampaikan bahwa pendekatan seperti unplugged coding dan penggunaan Microbit sangat relevan dengan kondisi sekolah mereka. Pelatihan ini juga menegaskan bahwa pembelajaran teknologi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru TIK, tetapi bisa diintegrasikan oleh semua guru dalam berbagai mata pelajaran.

Program Jembatan Digital ini juga menjadi bagian dari kontribusi UMMI terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pendidikan berkualitas, inovasi dan infrastruktur, serta pengurangan kesenjangan. Selain itu, kegiatan ini mendukung Asta Cita pemerintah dalam memperkuat pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan berbasis sains dan teknologi.

Ketua tim PKM, Asriyanik, menutup kegiatan dengan harapan besar. Ia menegaskan bahwa teknologi bukan hanya milik mereka yang berada di kota besar. Anak-anak di daerah juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar coding dan AI. Itulah makna sesungguhnya dari Jembatan Digital yang dibangun oleh UMMI.(adv)

Read Entire Article
Anggam Lokal| Radarsukabumi| | |