SUKABUMI – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 1 Gegerbitung terus berlangsung dengan penuh semangat dan nilai edukatif yang mendalam. Memasuki hari ketiga, kegiatan MPLS diwarnai dengan penyuluhan dari berbagai instansi, mulai dari Polsek Gegerbitung, Puskesmas Gegerbitung, hingga kehadiran langsung perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi yang melakukan monitoring jalannya kegiatan, Rabu (16/7/2025).
Kehadiran berbagai pihak ini menjadi bukti nyata bahwa MPLS bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momen penting dalam membentuk karakter dan kesiapan siswa baru dalam menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan MPLS di SMPN 1 Gegerbitung tahun ini menjadi contoh nyata bagaimana masa pengenalan sekolah bisa dikemas secara edukatif, menyenangkan, dan penuh makna. Dengan sinergi antara sekolah, dinas pendidikan, kepolisian, dan lembaga kesehatan, MPLS bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah investasi jangka panjang dalam membentuk generasi muda yang cerdas, beretika, dan siap menghadapi masa depan.
Salah satu perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Elsa Yulistiawati berharap agar kegiatan MPLS di SMP dapat berjalan dengan efektif dan menyenangkan. MPLS, menurutnya, harus menjadi wadah adaptasi yang tidak hanya mengenalkan lingkungan sekolah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur kepada siswa.
“Kami berharap MPLS bisa menjadi momen yang menyenangkan, tidak mengeksploitasi siswa baru, serta mampu menanamkan nilai-nilai positif seperti disiplin, tanggung jawab, dan kebiasaan baik lainnya,” ujar Elsa.
Ia juga menekankan konsep pelaksanaan MPLS yang humanis, dinamis, edukatif, dan membangun karakter.
Menurutnya, selain pengenalan lingkungan sekolah, MPLS juga memiliki peran penting dalam pencegahan perundungan, membentuk karakter siswa, dan mengawali pengawasan serta evaluasi pendidikan yang baik sejak dini.
Dalam sesi penyuluhan dari Polsek Gegerbitung, Bripka Ade Kosasih, selaku Kanit Intelkam, menyampaikan materi mengenai bahaya Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) serta judi online yang kini mulai menyasar kalangan remaja.
“Harapan kami, siswa-siswa SMPN 1 Gegerbitung bisa mengenal dan memahami apa itu Napza. Setelah memahami, mereka bisa menjauhi dan tidak terlibat dalam penyalahgunaan zat-zat tersebut. Dengan begitu, mereka bisa lebih fokus belajar dan berprestasi,” kata Bripka Ade.
Ia juga mengingatkan bahwa kondisi wilayah Gegerbitung yang aman dan kondusif sangat bergantung pada perilaku generasi mudanya. Oleh karena itu, edukasi sejak dini menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang positif.
Tidak kalah penting, Puskesmas Gegerbitung turut serta memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi remaja. Materi ini diberikan agar siswa-siswi memiliki pengetahuan yang benar dan memadai terkait perubahan biologis yang mereka alami selama masa pubertas.
Penyuluhan ini bertujuan agar para remaja mampu menjaga diri dan memahami pentingnya menjaga kesehatan secara fisik dan mental di masa perkembangan usia mereka.
Sementara itu, menyambut adanya penyuluhan ini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 1 Gegerbitung, Atin Kartini Sanusi menegaskan bahwa MPLS di sekolah ini menitikberatkan pada pembentukan karakter siswa. Menurutnya, masa transisi dari SD ke SMP adalah masa krusial dalam kehidupan siswa.
“Mereka yang dulu anak SD, sekarang naik ke jenjang SMP. Tentu perubahannya sangat terasa. Di sinilah pentingnya MPLS untuk mengenalkan lingkungan belajar, pergaulan, dan budaya sekolah,” ucap Atin.
Dikatakannya, SMPN 1 Gegerbitung selalu berpedoman bahwa etika, adab, dan moral itu lebih tinggi dari ilmu. Maka dari itu, pendidikan karakter selalu diselipkan dalam setiap materi yang diberikan oleh narasumber.
Ia juga menyebutkan, para narasumber yang diundang pun bukan sembarangan, melainkan berasal dari institusi resmi seperti Polsek dan Puskesmas, agar peserta didik mendapatkan wawasan luas dan berpikir lebih dewasa.
Hal senada juga diungkakan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Amaliah Nurfajrianti, menambahkan bahwa MPLS bukan hanya mengenalkan lingkungan, tapi juga mempersiapkan siswa secara mental dalam menghadapi tantangan belajar di SMP yang tentu berbeda dari SD.
“Dengan adanya MPLS ini, kami harap siswa lebih cepat beradaptasi dengan teman seangkatan, kakak kelas, dan guru-guru. Mereka juga bisa menyerap hal-hal baru sehingga tidak merasa kaget ketika nanti mulai memasuki kegiatan pembelajaran,” tutur Amaliah.
Menurutnya, MPLS menjadi batu loncatan penting agar siswa mampu memahami ritme belajar dan suasana sosial yang lebih kompleks dibanding masa sekolah dasar. (wdy)