SUKABUMI – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Nusa Putra University (NPU) kembali membuktikan peran nyatanya dalam masyarakat. Kali ini, para mahasiswa yang mengabdi di Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, menggagas sebuah inovasi sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan anak-anak desa: media pengukur tinggi badan edukatif di Posyandu setempat.
Inovasi ini tak sekadar menjadi alat bantu pengukuran. Di balik bentuk fisiknya yang berwarna-warni dan dihiasi ilustrasi kartun lucu, tersimpan misi besar—mencegah dan menekan angka stunting sejak dini.
Program ini merupakan salah satu dari sejumlah agenda utama mahasiswa KKN NPU di bidang kesehatan masyarakat. Alat ukur yang mereka rancang dan bangun bukan hanya fungsional secara medis, tetapi juga mengedepankan pendekatan psikologis anak—membuat mereka merasa senang dan tidak takut datang ke Posyandu.
“Kami ingin alat ukur ini bukan hanya sekadar alat. Tapi juga menjadi media edukatif yang membuat anak-anak tertarik datang ke Posyandu dan mendukung ibu-ibu kader dalam menjalankan tugas mereka,” jelas Resta Jumeika, Ketua Kelompok KKN Nusa Putra di Desa Karangpapak.
Dengan latar belakang pemikiran bahwa isu stunting masih menjadi tantangan serius di wilayah pedesaan, mahasiswa NPU berusaha menjawab masalah tersebut dengan solusi yang sederhana namun menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Tak berhenti pada pembangunan fisik, para mahasiswa juga menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dengan menggandeng pihak Puskesmas. Tenaga kesehatan yang hadir memberikan penyuluhan langsung kepada warga mengenai pentingnya gizi seimbang, pola makan sehat, dan pemantauan tumbuh kembang anak sejak usia dini.
Dengan pendekatan yang komunikatif dan bahasa yang mudah dipahami, para orang tua diajak untuk lebih sadar akan pentingnya asupan makanan bergizi serta layanan kesehatan yang rutin bagi anak-anak mereka.
“Kami merasa perlu ada pendekatan ganda. Selain menyediakan sarana, kami juga ingin memastikan bahwa masyarakat memahami esensi pencegahan stunting,” jelas Resta.
Program ini menjadi cerminan kolaborasi positif antara mahasiswa dan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan nyata. Dukungan dari warga, terutama kader Posyandu, menjadi bukti bahwa sinergi antara kampus dan masyarakat bisa melahirkan solusi yang aplikatif dan berkelanjutan.
“Kami belajar banyak dari warga, dan kami berharap apa yang kami bawa bisa menjadi kontribusi kecil yang berdampak besar. Terutama bagi masa depan anak-anak desa ini,” tambah Resta.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN Nusa Putra bukan hanya mengasah keterampilan dan kepekaan sosial mereka, tetapi juga ikut menanamkan semangat perubahan di tengah masyarakat. Inovasi yang mereka hadirkan membuktikan bahwa pendekatan yang humanis, kreatif, dan kolaboratif bisa menjadi kunci keberhasilan dalam menyelesaikan persoalan kesehatan anak di tingkat desa.
Program ini mendapat sambutan hangat dari para kader Posyandu yang sehari-hari berjibaku dengan tugas di lapangan. Salah satunya adalah Ai Sutinah, kader aktif Posyandu Karangpapak, yang merasa sangat terbantu dengan kehadiran alat ukur baru ini.
“Alat ini sangat berguna sekali untuk kami. Biasanya, lantai yang tidak rata membuat hasil pengukuran kurang akurat. Dengan media baru ini, kami bisa lebih percaya diri saat melakukan pendataan tinggi badan anak,” ujarnya.
Senada dengan itu, Melan, kader lainnya, mengungkapkan bahwa daya tarik visual dari alat ukur juga berdampak pada peningkatan partisipasi anak-anak di Posyandu.
“Anak-anak jadi lebih semangat datang. Mereka senang melihat gambar-gambar lucu. Kami, para kader, juga jadi lebih semangat karena anak-anak tidak rewel saat diajak ukur tinggi badan,” tuturnya sambil tersenyum. (wdy)